Presiden Olympique de Marseille, Pablo Longoria, dijatuhi larangan 15 pertandingan oleh Liga Sepak Bola Profesional Prancis (LFP) akibat komentarnya yang menuding wasit melakukan “korupsi” setelah kekalahan 0-3 timnya dari Auxerre.
Keputusan yang diumumkan pada Rabu ini langsung memicu perdebatan luas di sepak bola Prancis, tidak hanya mengenai nasib Marseille tetapi juga soal transparansi dan integritas perwasitan di Ligue 1. Berikut FOOTBLING THINGS akan membagikan informasi lebih lanjut terkait Pablo Longoria yang terkena tuduhan Korupsi.
Insiden yang Memicu Kontroversi
Kejadian ini bermula dari laga panas di Stade Abbe-Deschamps akhir pekan lalu. Marseille tampil buruk dan harus menerima kekalahan telak dari tuan rumah, Auxerre. Namun, yang membuat Longoria berang adalah sejumlah keputusan kontroversial yang diambil wasit Jeremy Stinat, termasuk kartu merah untuk bek Marseille, Derek Cornelius, yang mendapat dua kartu kuning.
Setelah pertandingan, Longoria tak bisa menahan emosinya. Di area mixed zone, ia melontarkan tuduhan keras kepada wasit, menyebut mereka sebagai bagian dari “korupsi” yang merugikan Marseille. Ia bahkan menyebut Ligue 1 sebagai “liga sampah” dan menuding ada konspirasi yang sengaja ingin menjatuhkan klubnya. Pernyataannya langsung menyebar luas di media sosial, menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk asosiasi wasit dan otoritas sepak bola Prancis.
Nikmati pengalaman menonton bola terbaik dengan Download Apk ShotsGoal, Live Streaming tanpa iklan, update skor langsung, serta berita eksklusif Timnas Indonesia ada di sini
Hukuman dari LFP
LFP bergerak cepat merespons komentar Longoria. Pada Rabu malam, setelah sidang selama enam jam. Komite disiplin liga mengeluarkan keputusan tegas larangan 15 pertandingan untuk Longoria dari semua aktivitas resmi. Ini juga termasuk akses ke ruang ganti, lorong stadion, dan area lapangan. Hukuman ini juga berlaku hingga awal musim 2025/2026, sehingga membatasi peran Longoria dalam pertandingan-pertandingan penting Marseille.
Selain Longoria, penasihat olahraga Marseille, Fabrizio Ravanelli, juga terkena sanksi tiga pertandingan karena ikut mengkritik wasit dalam wawancara pasca-pertandingan. LFP menegaskan bahwa hukuman ini adalah bentuk perlindungan terhadap ofisial pertandingan dari serangan verbal yang merusak citra sepak bola.
Klarifikasi dan Permintaan Maaf Longoria
Dua hari setelah insiden itu, Longoria akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi melalui wawancara dengan AFP. Ia meminta maaf atas kata-kata yang digunakan, terutama istilah “korupsi,” yang menurutnya memiliki makna lebih luas dalam bahasa Spanyol dibanding dalam bahasa Prancis.
“Saya tidak seharusnya mengatakan itu. Saya menyesali pemilihan kata saya, karena seorang presiden klub harus memiliki tanggung jawab lebih besar,” ujar Longoria. Ia menjelaskan bahwa kemarahannya dipicu oleh akumulasi keputusan kontroversial yang menimpa Marseille, termasuk larangan bermain untuk Leonardo Balerdi di laga sebelumnya yang menurutnya tidak adil.
Meski sudah meminta maaf, LFP tetap menjatuhkan hukuman berat. Komite disiplin liga menilai bahwa ini bukan kali pertama Longoria melontarkan komentar keras terhadap wasit. Sebelumnya, pada Januari lalu, ia juga ditegur karena pernyataan serupa setelah laga melawan Strasbourg.
Baca Juga : Miliano Jonathans Akui Masih Menjalin Kontak Dengan PSSI
Reaksi dari Dunia Sepak Bola
Asosiasi wasit Prancis mengecam keras pernyataan Longoria dan menganggapnya sebagai bentuk pencemaran nama baik. Bahkan, mereka tengah mempertimbangkan tindakan hukum terhadap presiden Marseille tersebut. Sementara itu, wasit Jeremy Stinat mengungkapkan bahwa ia menerima ancaman pembunuhan pasca-pertandingan. Meski demikian, ia menegaskan tetap profesional dan siap memimpin pertandingan Marseille jika ditugaskan kembali.
Presiden Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) juga turut bersuara, menekankan pentingnya menjaga rasa hormat terhadap ofisial. “Komentar seperti ini hanya akan merusak integritas olahraga kita. Kritik boleh saja, tapi harus disampaikan dengan cara yang benar,” katanya dalam sebuah pernyataan resmi.
Dampak bagi Marseille
Hukuman ini datang di saat yang kurang tepat bagi Marseille. Mereka saat ini berada di peringkat kedua Ligue 1 dengan 46 poin, tertinggal 13 poin dari pemuncak klasemen Paris Saint-Germain. Dengan hanya 11 pertandingan tersisa di musim ini, absennya Longoria bisa berpengaruh besar terhadap stabilitas klub.
Selain itu, Marseille juga sedang mengalami krisis kepemimpinan. Direktur olahraga klub, Mehdi Benatia, saat ini sedang menjalani skorsing tiga bulan akibat pelanggaran administratif. Dengan dua figur penting klub terkena sanksi, Marseille kini menghadapi tantangan berat dalam mengelola tim di tengah tekanan persaingan Ligue 1.
Marseille sendiri belum mengumumkan apakah mereka akan mengajukan banding atas hukuman Longoria. Dalam pernyataan resmi, klub hanya menyatakan kekecewaan mereka terhadap keputusan LFP, namun tetap menegaskan dukungan penuh kepada sang presiden.
Standar Perwasitan Ligue 1
Kasus ini kembali membuka perdebatan mengenai kualitas dan transparansi perwasitan di Ligue 1. Banyak yang merasa bahwa kritik terhadap wasit memang diperlukan, terutama karena sejumlah keputusan kontroversial sering kali mempengaruhi hasil pertandingan. Namun, cara penyampaian kritik tersebut menjadi sorotan utama.
Sejumlah pengamat sepak bola menilai bahwa kasus Longoria mencerminkan hubungan yang semakin tegang antara klub dan otoritas liga. Beberapa pelatih dan presiden klub lain juga pernah mengeluhkan standar perwasitan di Prancis, tetapi hukuman berat kepada Longoria menunjukkan bahwa LFP ingin mengambil sikap tegas terhadap serangan verbal terhadap wasit.
Kesimpulan
Sanksi 15 pertandingan atas tuduhan korupsi dari Pablo Longoria menjadi salah satu hukuman terberat bagi seorang presiden klub dalam sejarah Ligue 1. Keputusan ini menunjukkan bahwa LFP berusaha melindungi wasit dari kritik destruktif, tetapi di sisi lain juga menimbulkan pertanyaan mengenai bagaimana klub bisa menyampaikan keluhan secara lebih konstruktif.
Bagi Marseille, ini adalah ujian besar dalam perjalanan mereka musim ini. Dengan absennya Longoria, klub harus menemukan cara untuk tetap kompetitif di tengah tekanan perburuan tiket Liga Champions.